Dangdut: Identitas Negeri yang Layak Lestari

Posted: January 31, 2021 in Uncategorized

“Dangdut is the music of my country.”

Begitulah bunyi satu cuilan lirik lagu dari grup vokal kondang tanah air, Project Pop. Sebuah karya yang, bisa disebut, ironis. Dinyanyikan oleh grup pop, dengan nama yang memiliki unsur “Pop” juga, namun justru mengingatkan dan mengajak pecinta musik negeri ini biar nggak melupakan dangdut sebagai identitas bangsa.

Tapi bisakah penggemar lagu-lagu rock, pop, atau Indienesia menerima genre yang konon asli dari Indonesia ini?

Ngomongin soal dangdut, musik ini sebenarnya sudah ada di hati orang-orang Indonesia sejak lama. Bahkan sebelum Indonesia merdeka, dangdut uda duluan tercipta. Paduan antara musik Melayu, diramu bareng unsur-unsur India, Arab, serta Barat. Menghasilkan bunyi-bunyian yang asyik dan mengajak pinggul bergoyang.

Pecinta dangdut juga patut mengucapkan terima kasih pada sosok Rhoma Irama. Bagi kaum sebelum milenial, pria yang akrab disapa Bang Haji ini punya banyak julukan, seperti “Pendekar Dangdut,” atau “Ksatria Bergitar.”Seorang Rhoma Irama, membela genre lokal tanah air, memulai perjuangan dari bawah hingga membuatnya akrab di telinga orang Indonesia.

Kemudian muncul satu pertanyaan. Apakah telinga anak muda jaman sekarang masih nyaman mendengarkan musik yang akrab dengan bunyi-bunyian kendang, suling, serta dentingan melodi gitar listrik yang sering kali jauh lebih heboh dari lagu pop ini?

Sempat terbang di era 70-80’an, popularitas dangdut kemudian sedikit kendor saat aliran pop-rock mulai akrab di hati anak muda negeri ini. Kehadiran Power Metal, Dewa 19, Padi, dan band-band lainnya secara bertubi-tubi sejenak membuat dangdut, bisa dibilang, agak terlupakan oleh telinga masyarakat. Meski terbang rendah, tapi gaung suara dan cengkok penyanyi dangdut nggak sepenuhnya luntur dari masyarakat Indonesia. Apalagi musik ini sudah punya pondasi kuat lewat fans dan komunitas.

Sempat berjalan di lorong yang suram selama beberapa masa, dangdut berhasil menggapai kembali momentum untuk terbang tinggi. Mulai hadir musisi-musisi muda yang berani mengambil jalur yang sama dengan Raja Dangdut Rhoma Irama. Beberapa nama besar tersebut, antara lain, Via Vallen, Lesti, Ayu Ting Ting, sampai yang paling heboh, Nassar. Selain itu produser-produser musik dangdut jaman sekarang juga makin jeli menghasilkan lagu-lagu yang bisa diterima semua golongan, termasuk milenial.

Yang menarik, saat ini juga ada acara talent show dangdut yang mampu membius keluarga Indonesia rela duduk berjam-jam di depan televisi. To make it better, dangdut saat ini telah melebarkan sayap sampai Amerika Serikat. Mulai muncul musisi-musisi luar negeri yang membawa genre dangdut untuk bersaing dengan aliran-aliran musik yang udah jauh lebih unggul dan populer di negeri Paman Sam.

Dangdut is the music of my coutry? Yes, it is. Sebagai bangsa Indonesia, kita harus konsisten menjaga satu-satunya genre asli dari negeri ini. Satu tanggung jawab yang bukan hanya dimiliki oleh pecinta dangdut, tapi juga penggemar musik se-tanah air. Jangan malah dibenci. Selami musik dangdut dan, siapa tahu, kamu akan mulai mencintai.

Leave a comment